Diperlukan usaha-usaha yang tekun dan terus menerus untuk memahami diri sendiri, dan itu tentu dimulai dari niat yang sungguh-sungguh dari kita sendiri. Timbulnya niat untuk memahami diri sendiri bisa saja terjadi karena adanya saran dari orang lain atau kejadian-kejadian tertentu yang bisa memicu kesadaran awal dari niat dalam diri kita.
Dalam mempelajari ‘diri’ ini saja, bisa terasa sulit konteksnya bagi yang belum memahaminya. Tetapi jika kita sendiri mau membuka pikiran kita yang selama ini mungkin lebih sering tertutup atau hanya berpikir dari satu sisi saja; maka semuanya akan menjadi jauh lebih mudah untuk dicerna, dimengerti dan akhirnya dipahami dengan tepat.
Kata ‘manusia’ dalam bahasa Sansekerta itu sendiri berarti: “pikiran yang terkendali”. Jadi sebagai manusia, kita dianugerahi kemampuan untuk mengendalikan pikiran kita sendiri yang bisa diibaratkan seperti seekor kera yang sering meloncat dari satu cabang pohon ke cabang lainnya di pohon yang sama atau bahkan meloncat ke cabang pohon-pohon lainnya.
Carl G. Jung (1875-1961), seorang psikater Swiss yang terkenal, yang juga pelopor psikologi analisis, sangat meyakini akan pentingnya integrasi dari hal-hal yang berlawanan atau polaritas (misal: maskulin dan feminin, pikiran dan perasaan, sains dan spiritualitas) mengatakan:
“Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!”
Jadi kalau kita sedang membaca buku ini, sudah saatnya kita membuka pikiran kita dengan sungguh-sungguh, sebaiknya tidak setengah-setengah. Mengapa? Sebab selama ini pikiran kita telah terkondisikan sedemikian rupa sehingga hasil pengkondisian inilah yang sesungguhnya menghalang-halangi pertumbuhan kerohanian sejati atau spiritualitas kita. Cerita dari Sang Guru berikut ini mudah-mudahan menyadarkan kita:
Kerohanian Sejati
Sang Guru ditanya: ”Apakah kerohanian itu?”
Jawabnya: “Kerohanian yang sejati adalah kerohanian yang berhasil membuat orang melakukan perubahan hati.”
“Tetapi kalau saya memakai cara lama yang diwariskan para guru terdahulu, bukankah itu kerohanian juga?”
“Bukan kerohanian kalau tidak berfungsi mengubah dirimu. Selimut sudah bukan selimut lagi kalau tidak menghangatkan tubuhmu.”
“Jadi kerohanian itu berubah?”
“Manusia berubah, demikian pula kebutuhannya. Maka apa yang dulu dianggap kerohanian, suatu ketika bukan kerohanian lagi. Apa yang disebut kerohanian tidak lain daripada cerita tentang berbagai metode masa lampau.”
Pahamilah cerita diatas ini dengan cara merenungkannya ataupun memahaminya melalui hati nurani kita.
Kegiatan Kerohanian di SMPN 3 Sidoarjo
Kerohanian adalah sebuah kegiatan keagamaan yang diberikan kepada siswa siswi ataupun orang tua. Contohnya kegiatan kerohanian di SMP Negri 3 Sidoarjo meliputi sholat dhuha, Kultum, istighkosyah.Biasanya kerohanian di SMP 3 Sidoarjo dilaksankan pada hari Jum'at pagi,pukul 06.30. Kerohanian termasuk dalam kegiatan pengembangan diri. Kegiatan kerohanian di sekolah SMPN 3 sidoArjo dilakukan secara bergiliran dengan kelas lain misalnya untuk hari jum'at minggu pertama dilakukan oleh kelas VII-4, VIII-4, dan IX-4, sedangkan untuk hari jum'at minggu kedua dilaksanakan oleh kelas yang lain, dan demikian seterusnya...
Sebelum kegiatan kerohanian dimulai, hari kamis guru pembimbing sudah menunjuk 1 anak untuk mewakili kelasnya dalam menyampaikan Khultum yang dilaksanakan pada hari jum'at dalam kegiatan kerohanian. Hal ini dilakukan supaya anak yang ditunjuk untuk menyampaikan Khultum mempunyai persiapan apa saja yang akan mereka sampaikan dalam kegiatan kerohanian. Disamping itu supaya mereka tidak gugup atau nervest dalam menyampaikan Khultum tersebut...
Kegiatan kerohanian di SMPN 3 sIdoarJo dibimbing oleh Pak Halim, Pak Charis, dan Bu Zakiyah.. Biasanya sebelum kegiatan kerohanian dimulai para siswa dan siswi mengambil Air Wudlu, setelah mengambil Air Wudlu mereka melaksanakan sholat dhuha sendiri-sendiri.....
Selesai sholat dHuha biasanya para siswa-siswa mendengarkan Khultum dari wakil masing-masing kelas yang sudah ditunjuk sebagai wakil untuk menyampaikan Khultum.. Hal ini dilakukan agar para siswa dan siswi SMPN 3 sidoArjo dapat berlatih menjadi DA'I cILik selain itu dapat memberikan pengalaman pada para siswa dan siswi SMPN 3 sIdoArjo.....
Khultum yang disampaikan siswa dan siswi SMPN 3 dapat bermanfaat bagi para pendengarnya supaya lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME dan juga memperbaiki akhlak mereka supaya menjadi lebih baik............. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar